SINOPSIS
“WUTAHING LUDIRA HANGRUNGKEPI NUSWANTARA”
Masyarakat mengadakan sedekah larungan (Sedekah Laut) di pantai utara.
Sesaji – sesaji berupa tumpeng, jajan
pasar dan lainnya merupakan penghormatan kepada Sang
Dewi Lanjar. Penduduk desa berharap Dewi Lanjar muncul untuk memberi kegembiraan kepada masyarakat berupa keselamatan dan kemakmuran. Namun
datangnya Belanda merupakan uji keteguhan kepada masyarakat pesisir utara. Belanda mendekati masyarakat dengan mengkontaminasi gerak serta kebudayaan setempat,
bahkan muncul kebiasaan minum-minuman keras. Ternyata perubahan masyarakat
membuat Dewi Lanjar geram, kemudian masyarakat pesisir utara diberi peringatan
berupa bencana alam dan kelaparan. Belanda berusaha memprovokasi rakyat untuk
meninggalkan budaya dan adat-istiadat setempat, terutama yang berhubungan
dengan Dewi Lanjar. Akhirnya masyarakat sadar bahwa semua permasalahan tidak
bersumber dari Dewi Lanjar, tetapi dari masyarakat sendiri yang terpengaruh
kebudayaan Belanda. Semangat “Wutahing
Ludira Hangrungkepi Nuswantara” masyarakat dapat mengalahkan Belanda.
Kemudian masyarakat mengadakan ritual sebagai tanda maaf kepada Dewi Lanjar,
awalnya Dewi Lanjar tidak mau memaafkan. Namun akhirnya permohonan maaf
masyarakat dapat diterima oleh Dewi Lanjar.