Minggu, 08 Maret 2015



SINOPSIS
“WUTAHING LUDIRA HANGRUNGKEPI NUSWANTARA”

            Masyarakat mengadakan sedekah larungan (Sedekah Laut) di pantai utara. Sesaji – sesaji berupa tumpeng, jajan pasar dan lainnya merupakan penghormatan kepada Sang Dewi Lanjar. Penduduk desa  berharap Dewi Lanjar muncul untuk memberi kegembiraan kepada masyarakat berupa keselamatan dan kemakmuran. Namun datangnya Belanda merupakan uji  keteguhan kepada masyarakat pesisir utara. Belanda mendekati masyarakat dengan  mengkontaminasi gerak serta kebudayaan setempat, bahkan muncul kebiasaan minum-minuman keras. Ternyata perubahan masyarakat membuat Dewi Lanjar geram, kemudian masyarakat pesisir utara diberi peringatan berupa bencana alam dan kelaparan. Belanda berusaha memprovokasi rakyat untuk meninggalkan budaya dan adat-istiadat setempat, terutama yang berhubungan dengan Dewi Lanjar. Akhirnya masyarakat sadar bahwa semua permasalahan tidak bersumber dari Dewi Lanjar, tetapi dari masyarakat sendiri yang terpengaruh kebudayaan Belanda. Semangat “Wutahing Ludira Hangrungkepi Nuswantara” masyarakat dapat mengalahkan Belanda. Kemudian masyarakat mengadakan ritual sebagai tanda maaf kepada Dewi Lanjar, awalnya Dewi Lanjar tidak mau memaafkan. Namun akhirnya permohonan maaf masyarakat dapat diterima oleh Dewi Lanjar.