Jumat, 10 April 2015

Pentas Seni SMPN 12 SEMARANG
Pentas seni yang diadakan di SMPN 12 Semarang memikat banyak penonton, mulai dari siswa, guru, karyawan dan orangtua murid ikut menyaksikan pertunjukan tari topeng yang dibawakan oleh Tiara, Sasti, Noni, Tanti, dan Anisa. Mereka menarikan tari topeng yang berjudul Nuswantoro Kaloka yang berarti di Nusantara ini banyak sekali kesenian tari yang sangat terkenal. Didalam pertunjukkannya mereka berperan sebagai seorang yang baik, lucu, halus, jahat dan cerdas. karakter itulah yang menjadikan mereka percaya diri dengan kemampuan sendiri. selain karakter terdapat juga permainan tombak yang digabungkan dengan gambar kepala warak. 
 Tari Topeng
Tarian topeng yang dibawakan oleh para penari SMP 12 Semarang yang di beri judul dengan Nuswantoro Kaloka yaitu nusantara yang sangat terkenal. Di Indonesia berbagai macam seni tari memberikan pelajaran penting bagi masyarakatnya untuk tetap melestarikan kebudayaan Indonesia. Tarian yang beraneka ragam membuat para penari kreatif menciptakan tari kreasi baru yang memiliki karakter dalam diri penari itu sendiri dan menjadikan Indonesia sangat terkenal di dalam negeri maupun di Luar negeri.








Tari Ramayana (Bali)
Sebelum pertunjukkan dimulai penari berfoto dengan memakai kostum bali dengan gagah dengan pandangan mata alus. 
Pentas Tari Ngoser (Purbalingga)
Kesibukan setelah pentas para penari berfoto dengan ekspresi bahagia karena telah menari dengan maxsimal. Karena tari ngoser adalah tarian yang berasal dari purbalingga, tarian ini sangat energic.

Minggu, 08 Maret 2015



SINOPSIS
“WUTAHING LUDIRA HANGRUNGKEPI NUSWANTARA”

            Masyarakat mengadakan sedekah larungan (Sedekah Laut) di pantai utara. Sesaji – sesaji berupa tumpeng, jajan pasar dan lainnya merupakan penghormatan kepada Sang Dewi Lanjar. Penduduk desa  berharap Dewi Lanjar muncul untuk memberi kegembiraan kepada masyarakat berupa keselamatan dan kemakmuran. Namun datangnya Belanda merupakan uji  keteguhan kepada masyarakat pesisir utara. Belanda mendekati masyarakat dengan  mengkontaminasi gerak serta kebudayaan setempat, bahkan muncul kebiasaan minum-minuman keras. Ternyata perubahan masyarakat membuat Dewi Lanjar geram, kemudian masyarakat pesisir utara diberi peringatan berupa bencana alam dan kelaparan. Belanda berusaha memprovokasi rakyat untuk meninggalkan budaya dan adat-istiadat setempat, terutama yang berhubungan dengan Dewi Lanjar. Akhirnya masyarakat sadar bahwa semua permasalahan tidak bersumber dari Dewi Lanjar, tetapi dari masyarakat sendiri yang terpengaruh kebudayaan Belanda. Semangat “Wutahing Ludira Hangrungkepi Nuswantara” masyarakat dapat mengalahkan Belanda. Kemudian masyarakat mengadakan ritual sebagai tanda maaf kepada Dewi Lanjar, awalnya Dewi Lanjar tidak mau memaafkan. Namun akhirnya permohonan maaf masyarakat dapat diterima oleh Dewi Lanjar.



 


Selasa, 24 Februari 2015

Performance tari Semarangan yang sudah tidak asing lagi di kota Semarang. tarian ini menggambarkan seorang wanita dan laki-laki yang sedang kasmaran dengan riang gembira sambil menari-nari sesuai irama musik gambang Semarang.